Tadabbur Alam: Ada Apa dengan Alam?
Sumber
Dokumentasi:
PMII Rayon Psikes
(Semarang, 18/2/24) Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Psikologi dan Kesehatan kembali menyelenggarakan
kegiatan Tadabbur Alam yang merupakan program kerja Biro Kaderisasi. Kegiatan
ini digelar di Kebun Teh Medini, Kendal dengan mengusung tema “Meningkatkan
Rasa Cinta Pada Alam, Sesama dan Sang Pencipta”. Tadabbur Alam sendiri
merupakan acara yang dirancang khusus sebagai bentuk manifestasi dari Nilai
Dasar Pergerakan (NDP).
Dimulai
dari titik kumpul pada pukul 09.00 di Masjid Kampus UIN Walisongo, para peserta
bergerak menuju lokasi dengan membagi 3 kloter yang berisi ±10 pada tiap kloter
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Hal itu terjadi disebabkan oleh
jalan menuju lokasi yang licin dan rawan kecelakaan. Tiba pada pukul 11.09
peserta langsung bergegas membangun tenda untuk meletakan barang-barang yang
dibawanya.
Ba’da
Dzuhur, kegiatan diwarnai dengan fun game
antar Biro. Fun Game dengan nama
Ular Berbisa (Memecahkan balon pada ekor ular) tersaji cukup meriah dan lucu.
Masing-masing Biro mempertahankan barisan agar lawan tidak melaju untuk
memecahkan balon pada orang terakhir ditiap barisan yang kemudian dimenangkan
oleh Biro Advokasi dan Gender.
Ba’da
Ashar, para peserta melakukan diskusi di teras Masjid yang merupakan puncak
acara pada kegiatan tersebut. Karena disitulah pergelutan pikiran terkait NDP
PMII terutama Hablum minal Alam dan keorganisasiaan dimulai. Diskusi ini
dipimpin oleh Sahabat Bryan Rangga Muffin yang merupakan Demisioner Wakil Ketua
Rayon Psikologi dan Kesehatan tahun 2020. Diskusi ini sangat interaktif karena
terjadinya komunikasi dua arah antara pemantik dengan peserta. Munculnya
pertanyaan-pertanyaan kritis dan jawaban yang berbuah manis menjadi point plus pada serangkaian kegiatan
ini.
Sahabat
Muffin selaku pemantik menegaskan bahwasannya Hablum minal Alam sangat berhubungaan
dengan poin NDP lainnya. “Perlakuan kita terhadap alam mencerminkan perilaku
kita terhadap sesama maupun dengan sang pencipta. Oleh karena itu ketika hendak
memanfaatkan alam kita juga harus punya etika lingkungan yang dimana tidak
berlebihan tapi secukupnya,” tegasnya.
Lebih
lanjut dalam penjelasanya, Sahabat Muffin mengatakan, “kualitas seorang pemuda
dapat dilihat dari tujuannya dan reseprentatif seorang mahasiswa juga dilihat
dari organisasi kemahasiswaan nya,”
“tidak
berorganisasi berarti tidak punya kekuatan untuk mewujudkan keinginan dan
tujuan. Sebab, di organisasi lah tempat kebanyakan orang mengasah dirinya untuk
mencapai sebuah tujuan,” lanjutnya.
Terakhir,
beliau menyampaikan kepada para peserta sebuah kalimat yang membakar api
semangat, “apa yang kamu awali itu yanng kamu akhiri. TUNTASKAN!!!”
Pada
malam hari, para peserta berkumpul ditengah api unggun yang menyala. Berdiskusi
dan mengevalusasi kegiatan yang telah dilaksanakan tiap Biro. Menambah rasa
dekat tanpa sekat sesama pengurus maupun anggota. Alumni berdatangan, menambah
warna ditiap candaan. Obrolan santai perihal pengalaman membumbui malam penuh
kedinginan dan membawa kami untuk lanjut beristirahat kelelahan.
Sumber
dokumentasi: PMII Rayon Psikes
Esoknya
setelah sarapan, peserta
yang ditemani panitia kembali melanjutkan cerita diperjalanan. Menuju tujuan
untuk membasahi badan. Ya, nama tempatnya Curug. Sebuah air terjun mini
katanya. Dengan berjalan sekitar 20 menit, peserta terlihat senang dan
semangat. Terik panas tidak membekukan niat para peserta untuk terus melangkah
agar sampai di tempat tujuan.
Sesampainya,
para peserta tak menunggu waktu lama
untuk
menceburkan dirinya kedalam air yang dingin itu. Bercanda dan bermain sampai
lupa bahwa waktu sudah menunjukan untuk kembali dan membereskan barang-barang.
Setelah berberes, peserta, dan panitia beratur menata bawaan barang untuk pulang. Dengan menggunakan sistem seperti hari kemarin yaitu tiap kloter. Pada pukul 13.00 tiap kloter dengan jarak waktu tiap 10 menit, meninggalkan tempat acara kemudian pulang ke Semarang dengan selamat.
Walaupun
kegiatan ini diwarnai dengan hujan beberapa kali, tetap saja, hujan itu
hanya membasahi bukan menghalangi. Peserta terlihat tetap semangat walau lelah
karena waktu tak bisa diputar atau diulang.
Reporter : Imam
Aqil Macca Safrin Lalaki (RTL Kajian dan Gerakan)
Komentar
Posting Komentar