Pentingnya menjaga kesehatan mental ditengah maraknya wabah virus corona




Ditulis oleh: 
Luthfi Ma'arif
(Biro keagamaan rayon psikologi dan kesehatan)

Pandemi virus corona selain menyerang kesehatan fisik, juga dapat berakibat/berdampak pada kesehatan mental. Dengan adanya himbauan dari pemerintah untuk tetap dirumah aja menutup segala kegiatan normal kita seperti biasanya, melakukan social distancing dan juga physical distancing ketika beraktifitas diluar dengan selalu tetap waspada dan menjaga kesehatan diri kita masing-masing.
Dengan adanya hal tersebut yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental, maka dari itu perlu diperhatikan terkait sikap yang perlu dimiliki guna tetap menjaga kesehatan mental dan juga kondisi fisik yang baik.
Berikut merupakan hal-hal yang perlu di perhatikan

Manajemen  stres dan Coping stres
Manajemen stres dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang positif dan menyenangkan diri. Lakukan pula aktivitas yang berhubungan dengan orang lain dengan memanfaatkan teknologi seperti menelepon, video call, media sosial, dan bermain game online. Menjaga ketenangan batin, misalnya dengan meditasi, berdoa, dan tetap bergerak dengan aktif di rumah misalnya bekerja giat, melakukan hobi, membereskan rumah, bermain dengan anak, bahkan berkebun dan memasak juga bisa jadi cara untuk mengelola stres di tengah masa penuh kecemasan, stres, depresi, seperti saat ini.
Coping stres ini adalah kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki setiap individu. Yakni kemampuan untuk peka terhadap perasaan atau respon-respon psikologis dan peristiwa tertentu. Terutama ketika sedang mengalami masalah ataupun kesulitan. Untuk terus menerus mengasah keterampilan menghadapi stres. Tujuannya adalah untuk bertahan hidup di tengah situasi yang tidak menyenangkan, seperti sekarang ini yang sedang dilanda wabah virus corona.

Penyesuaian diri
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mengatasi ketegangan, frustrasi dan konflik dengan memperhatikan norma-norma atau tuntutan lingkungan dimana individu itu hidup (Schneiders). Dengan keadaan seperti saat ini, dimana kita sedang dilanda wabah pandemi virus corona kita harus dapat menyesuaikan diri kita, yang tadinya kita beraktifitas diluar  berinteraksi dengan banyak orang kini kita diharuskan untuk social distancing guna memotong rantai penularan covid 19. Maka dari itu lakukanlah kegiatan-kegiatan se efektif mungkin supaya tidak terjadi stress paa diri kita.


Akhir-akhir ini telah diberitakan mengenai penolakan jenazah meninggal akibat covid 19 dibeberapa tempat. Penolakan terjadi ketika jenazah dibawa kedaerah tersebut untuk dimakamkan, seperti yang dilansir dalam DetikNews pada kamis (2/4). Penolakan warga sekitar tempat pemakaman umum (TPU) di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), terhadap pemakaman jenazah korban virus Corona tengah marak terjadi. Kebanyakan mereka mengaku khawatir akan tertular Corona (COVID-19).
Kemudian terdapat juga di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, warga beramai-ramai menolak pemakaman di wilayahnya dijadikan sebagai makam untuk jenazah pasien Virus Corona. merdeka.com pada kamis (2/4)
Dari adanya kejadian di atas maka perlu sekali bagi pemerintah untuk mensosialisasikan terkait jenazah yang meninggal akibat covid 19 ini apakah sangat membahayakan atau tidak. Dan juga masyarakat harus pintar dan jangan egois dalam menyikapi hal ini, karena kasihan bagi orang yang ditinggalkan, sudah sakit hatinya tidak bisa melihat jenazah yang meninggal tersebut ditambah dengan penolakan.
Ayo kita bersama-sama menangani hal ini dengan benar dan sesuai prosedur dan tetap jaga kesehatan fisik maupun kesehatan mental kita untuk kedepannya supaya wabah virus corona ini benar-benar hilang dari Indonesia. Amiin



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tadabbur Alam: Ada Apa dengan Alam?

KAWAL PMII MENGABDI BERSAMA SEKOLAH ADVOKASI

Tadabur Alam : memupuk kualitas menumbuhkan loyalitas